Perpindahan menuju energi bersih terjadi dengan cepat, dan baterai berada tepat di tengah semuanya. Baik energi berasal dari panel surya di atap rumah atau dari perkebunan angin besar, baterai yang andal dapat menangkap apa yang dihasilkan dan menyimpannya untuk penggunaan nanti. Orang sering mengatakan bahwa baterai adalah jantung dari setiap sistem terbarukan karena, tanpanya, semua daya hijau itu akan hilang ketika permintaan mencapai puncak.
Dalam beberapa tahun terakhir, kekhawatiran tentang iklim telah mendorong lebih banyak orang dan perusahaan untuk mencoba angin dan surya. Semakin banyak energi hijau yang kita kejar, semakin keras panggilan untuk penyimpanan yang lebih baik. Baterai menahan sinar matahari atau angin yang datang ketika tidak ada yang membutuhkannya, memungkinkan daya yang sama mengalir keluar ketika permintaan akhirnya melonjak.
Baterai padat telah menjadi perbincangan di dunia teknologi selama beberapa waktu sekarang. Mereka menggantikan elektrolit cair yang ditemukan pada sel litium-ion saat ini dengan irisan bahan padat. Perubahan kecil itu bisa berarti baterai yang lebih tahan lama, muatan lebih cepat, dan mengatasi kekhawatiran keselamatan. Prototipe masih terus keluar dari laboratorium, namun produsen mobil dan startup terus memasukkan uang ke dalam ruang ini, bertaruh bahwa model komersial pertama akan mencapai pasaran dalam beberapa tahun ke depan.
Kecerdasan buatan mulai masuk ke dalam sistem manajemen baterai, dan hasilnya bisa mengejutkan. Dengan mengidentifikasi pola penggunaan sebelum benar-benar terjadi, AI menyesuaikan kapan baterai diisi atau dimatikan. Jenis permainan tebak-tebakan ini mengurangi aus dan menjaga setiap watt tetap berguna lebih lama. Ketika banyak perangkat berkomunikasi melalui Internet of Things, kombinasi otak-baterai ini menjadi penting untuk mengelola energi dan menjaga lampu menyala dengan cara yang lebih hijau.
Baterai lama menemukan kehidupan kedua, dan langkah ini terlihat kurang seperti trik pemasaran dan lebih seperti keputusan yang masuk akal. Dengan mobil listrik muncul di setiap sudut dan panel surya memenuhi atap, tumpukan sel bekas tumbuh dengan cepat. Gadget dan proses baru sekarang menggali tembaga, nikel, dan litium dari baterai bekas tersebut, sehingga lebih sedikit bahan mentah yang perlu ditambang dan lebih sedikit bahan kimia yang berakhir di tanah. Mengubah baterai mati menjadi bahan mentah segar membantu menutup siklus dan mencegah jejak produksi dari semakin membesar.
Teknologi baterai bukan hanya soal alat elektronik lagi; sisi keuangan juga berubah. Pabrik yang lebih besar dan jumlah pesanan yang lebih tinggi secara tidak sengaja menurunkan biaya produksi. Ketika harga turun, atap surya dan instalasi angin tiba-tiba terasa terjangkau bagi toko keluarga kecil-bahkan pemilik rumah biasa. Jika siklus ini berlanjut, baterai akan terus menjadi lebih murah, dan energi bersih akan lebih mudah diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Besok yang cerah terlihat ketika Anda melihat meja laboratorium tempat baterai baru dilahirkan.